Sakit Tua Mati Bukanlah Sebab Penderitaan. Oleh: Bhante Sri Pannavaro Mahathera. VPDS Asadha 9 Agustus 2014
Dalam empat kesunyataan mulia dikatakan
hidup ini adalah dukkha, penuh ketidakpuasan. Lahir, tua, sakit dan mati
adalah dukkha. Tetapi sakit tua dan mati bukanlah sebab dari
penderitaan. Apakah anda bingung dengan kalimat diatas?
Sesungguhnya ajaran Buddha Gautama jika ingin di ringkas menjadi satu kalimat hanyalah berisi tentang penderitaan dan lenyapnya penderitaan.
Tidak lebih dan tidak kurang. Kita selalu diingatkan bahwa hidup ini
menderita dan anda harus melakukan apa yang diajarkan Buddha untuk dapat
melenyapkan penderitaan.
Kita semua dapat merasakan bahwa
kelahiran membawa penderitaan. Sakit adalah menderita. Tua adalah
penderitaan dan mati adalah penderitaan. Namun bhante Sri Pannavaro
mengatakan, walaupun sakit adalah menderita tetapi sakit atau penyakit
itu bukanlah yang menyebabkan anda menderita. Demikian juga menjadi tua
merupakan penderitaan, tetapi tua itu sendiri atau ke-tua-an itu
bukanlah sebab dari penderitaan kita. Penjelasan yang sama berlaku juga
dengan kematian.
Kita tahu Buddha semasa masih hidup pun
sudah terbebas dari penderitaan. Namun Buddha tetap mengalami tua, sakit
dan meninggal (parinibbana) dalam hidupnya. Jadi jelas lah jika sakit,
tua dan mati bukanlah sebab dari penderitaan karena Buddha tidak
menderita karena sakit, tua dan mati.
Jika sakit itu menderita namun bukan
sebab dari penderitaan, lalu apa yang menyebabkan kita menderita saat
sakit? Apa yang menyebabkan kita menderita saat tua dan mati? Sakit,
tua dan mati hanyalah suatu bentu aksi. Reaksi pikiran kita terhadap
sakit, tua dan mati itulah yang menyebabkan kita menderita.
Agar lebih jelas mengenai sakit, tua dan
mati bukanlah sebab penderitaan, silakan anda menyimak langsung ceramah
dari Bhante Sri Pannavaro Mahathera yang dibawakan saat perayaan Asadha
2014 di Vihara Pluit Dharma Sukha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar