Sabtu, 16 Mei 2015

Hukum Paticcasamuppada




Submitted by Untung on September 2, 2014 – 11:47 am4 Comments
Hukum PaticcasamuppadaHukum Paticcasamuppada Oleh Bhante Sri Pannavaro  (2001)
Hukum Paticcasamuppada merupakan satu hukum yang sangat penting dalam agama Buddha selain hukum Karma. Hukum Paticcasamuppada atau hukum sebab musabab yang saling bergantungan dapat menerangkan kenapa kita menderita dan bagaimana sebenarnya proses menghentikan penderitaan itu terjadi.
Hukum Paticcasamuppada menjelaskan bahwa segala sesuatu mesti ada sebab nya dan akibat yang ditimbulkan akan menjadi sebab untuk akibat yang lain nya muncul. Itulah mengapa dinamakan hukum sebab musabab yang saling bergantungan.
Saya pernah mendengarkan uraian Bhante Sri Pannavaro mengenai hukum Paticcasamuppada ini lebih dari 10 tahun yang lalu lewat sebuah keping VCD. Penjelasan Bhante Sri Pannavaro  mengenai hukum sebab musabab yang saling bergantungan tersebut  memang tidak panjang lebar dan hanya intinya saja,  jadi tidak komplit namun menurut saya cukup mudah untuk di cerna oleh umat awam. Sudah lama saya merencanakan untuk menaikkan nya ke ceramahdhamma.com, namun apa daya, saya tidak berhasil menemukan kembali VCD tersebut. Mungkin sudah saya berikan kepada orang lain yang saya anggap waktu itu lebih memerlukannya.
Keinginan tersebut pernah saya masukkan dalam satu komentar di ceramahdhamma.com dan dibaca oleh bapak Felix Sim seorang anggota ceramahdhamma.com yang sudah bergabung sejak tahun 2011. Karma baik untuk kita semua, Bapak Felix Sim ternyata memiliki file video rekaman uraian Bhante Sri Pannavaro mengenai Hukum Paticcasamuppada ini. Terima kasih kepada pak Felix Sim atas pemberian sharing file hukum paticcasamuppada ini kepada kita semua.
Bhante Sri Pannavaro memberikan uraian ini pada saat proses renovasi Vihara Buddhagaya Watugong Semarang. Berdasarkan hal itu maka saya perkirakan uraian ini berlangsung sekitar tahun 2001. Bhante Sri Pannavaro masih kelihatan muda pada saat itu, anda dapat melihat dari foto diatas yang saya ambil dari video rekamannya.
Sebenarnya lewat video anda bisa lebih memahami uraian hukum Paticcasamuppada ini, karena lewat gambar akan lebih mudah memahami uraian Bhante Sri Pannavaro. Oleh karena itu saya berusaha untuk juga meng upload file video tersebut lewat Youtube. Anda bisa melihatnya di YOUTUBE
Bagi anda yang kesulitan mengakses youtube dan hanya bisa mendengarkan lewat file audio yang saya berikan di tengah dan di ulang bagian bawah postingan ini, maka saya berusaha untuk membantu lewat beberapa gambar yang bisa anda download lebih dahulu. Jadi sambil mendengarkan file audionya anda bisa sambil melihat gambarnya.
Pertama sekali yang perlu anda lihat adalah gambar dari Hukum Paticcasamuppada itu seperti dibawah ini. Saya berikan dalam ukuran file yang cukup besar 1254×1600 pixel (553 KB).
http://www.ceramahdhamma.com/contents/wp-content/uploads/2014/08/Hukum-Paticcassamuppada-235x300.jpgAnda bisa mendownloadnya dengan cara klik kanan gambar tersebut lalu pilih ‘Save Image as’.
Bhante Sri Pannavaro seperti yang telah saya jelaskan diatas, memang tidak menjelaskan semua bagian gambar dari ‘diagram’ hukum Paticcasamuppada, hanya point utama yaitu dua belas mata rantai hukum paticcasamuppada.
Bhante Sri Pannavaro memulai uraiannya  dari gambar yang ditengah tengah giagram paticcasamuppada berupa gambar seekor ayam, seekor ular dan seekor babi. Ketiga hewan tersebut melambangkan sifat dasar dari setiap manusia yaitu lobha, dosa dan moha.
Babi melambangkan sifat moha atau kebodohan batin kita. Ayam melambangkan sifat lobha atau keserakahan kita dan ular melambangkan sifat dosa atau kebencian, kemarahan, atau sifat penolakan kita.
Itulah sifat dasar kita yang menyebabkan kita terus menerus menderita dalam kehidupan yang berulang ulang.
Lobha Dosa MohaMoha atau kebodohan batin adalah ketidakmampuan kita untuk membedakan mana yang baik mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Moha membuat batin kita gelap atau bisa disebut juga Avijja (kegelapan batin).    


Anda dapat melihat pada diagram hukum Paticcasamuppada disebelah kanan agak keatas dari lingkaran ayam, ular dan babi tersebut tulisan Avijja. Kegelapan batin inilah yang membuat sebab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar