Rabu, 06 Mei 2015

Merasa Baik Tetapi Tidak Melakukan Perbuatan Baik



Submitted by Untung on March 28, 2015 – 6:47 pmNo Comment
Merasa Baik Tetapi Tidak Melakukan perbuatan Baik Ceramah Dhamma Kebaktian Hari Magha (Magha Puja) VPDS 14 Maret 2015 Oleh Bhante Sri Pannavaro Mahathera.
Apa yang di khotbahkan oleh Buddha di bulan Magga di hadapan 1250 Bhikkhu Arahat yang berkumpul di Taman tupai tanpa kesepakatan sebelumnya pastilah sudah anda ketahui, Karena sudah dibahas khususnya oleh Bhante Sri Pannavaro Mahathera sebelumnya di Khotbah Magha Puja.
Meskipun demikian, karena isi khotbah Ovada Patimokha di bulan Magha tersebut merupakan intisari dari ajaran para Buddha, tentu saja tidak akan pernah bisa habis diulas. Jangan berbuat jahat, berbuatlah yang baik, Bersihkan hati dan pikiran, itulah ajaran dari para Buddha.
Banyak yang mengatakan sila dalam agama Buddha merupakan sila yang pasif, artinya sila tersebut mengajak orang untuk tidak melakukan (pasif) suatu perbuatan seperti tidak melakukan pembunuhan, tidak mengambil barang yang tidak diberikan, tidak melakukan tindakan asusila, tidak mengatakan sesuatu yang tidak benar dan tidak meminum dan makan zat yang dapat membuat mabuk. Itu benar jika hanya melihat dari kacamata ‘Pancasila’, sila yang pasif.
Sesungguhnya Buddha Dhamma juga mengajarkan sila yang aktif, yang menganjurkan orang untuk berbuat hal yang baik yaitu Carita Sila. Bukan hanya sekedar tidak melakukan pembunuhan tetapi kita dianjurkan untuk menolong makhluk yang menderita lewat Metta (cinta kasih) dan Karuna (belas kasihan). Menolong makhluk yang akan mati baik karena sakit maupun akan di bunuh. Bukan hanya sekedar tidak mencuri, tetapi juga harus melakukan dana, menolong para fakir miskin dan harus mempunyai mata pencaharian.
Tidak melakukan perbuatan asusila merupakan sila yang pasif tetapi kita mempunyai kewajiban untuk menghargai kedudukan pria dan wanita serta membangun kehidupan rumah tangga yang harmonis sebagai sila yang aktif. Tidak cukup hanya tidak berdusta, tetapi harus bisa bertutur sapa yang sopan, yang jujur. Bisa memberikan kata kata dan nasihat yang menyejukkan, yang berguna.
Bukan hanya sekedar tidak makan dan minum yang memabukkan, tetapi juga harus aktif melatih agar pikiran kita mempunyai kesadaran yang baik. Makan dan minum yang dapat menjaga kesehatan tubuh dan pikiran.
Bukan hanya sekedar tidak melakukan kejahatan, tetapi harus aktif melakukan hal yang baik. Puncak dari ajaran Buddha terletak pada membersihkan hati dan pikiran lewat meditasi. Hanya sekedar tidak melakukan perbuatan jahat dan melakukan perbuatan baik tanpa membersihkan hati dan pikiran bukanlah Dhamma ajaran Buddha. Dhamma ajaran Buddha menitik beratkan pada dasar untuk membersihkan hati dan pikiran.
Ada dua sifat yang harus dikembangkan agar kita dapat melaksanakan sila atau mencapai cita-cita yaitu Khanti (kesabaran) dan Viriya (semangat/usaha). Hanya sabar namun tidak memiliki semangat itu merupakan kemalasan. Hanya punya semnagat, usaha yang gigih tanpa kesabaran dapat menimbulka kejahatan. Tidak sabar menunggu hasil, melakukan jalan pintas demi mencapai tujuan.
Dalam ceramah dhamma ini, Bhante Sri Pannavaro Mahathera memberikan beberapa contoh bagaimana seseorang merasa baik karena tidak melanggar pancasila tetapi sesungguhnya yang dia lakukan adalah bukan perbuatan baik. Malah perbuatannya merugikan orang lain. Jadi merasa baik tetapi tidak melakukan perbuatan baik. Seperti apa contohnya? Silakan anda mendengarkan secara lengkap khotbah Dhamma yang dibawakan oleh Bhante Sri Pannavaro Mahathera dalam acara Magha Puja di Vihara Pluit Dharmasukha Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar