Submitted by Untung on March 28, 2015 – 6:47 pmNo Comment
Ceramah Dhamma Kebaktian Hari Magha (Magha Puja) VPDS 14 Maret 2015 Oleh Bhante Sri Pannavaro Mahathera.
Apa yang di khotbahkan oleh Buddha di
bulan Magga di hadapan 1250 Bhikkhu Arahat yang berkumpul di Taman tupai
tanpa kesepakatan sebelumnya pastilah sudah anda ketahui, Karena sudah
dibahas khususnya oleh Bhante Sri Pannavaro Mahathera sebelumnya di Khotbah Magha Puja.
Meskipun demikian, karena isi khotbah
Ovada Patimokha di bulan Magha tersebut merupakan intisari dari ajaran
para Buddha, tentu saja tidak akan pernah bisa habis diulas. Jangan
berbuat jahat, berbuatlah yang baik, Bersihkan hati dan pikiran, itulah
ajaran dari para Buddha.
Banyak yang mengatakan sila dalam agama
Buddha merupakan sila yang pasif, artinya sila tersebut mengajak orang
untuk tidak melakukan (pasif) suatu perbuatan seperti tidak melakukan
pembunuhan, tidak mengambil barang yang tidak diberikan, tidak melakukan
tindakan asusila, tidak mengatakan sesuatu yang tidak benar dan tidak
meminum dan makan zat yang dapat membuat mabuk. Itu benar jika hanya
melihat dari kacamata ‘Pancasila’, sila yang pasif.
Sesungguhnya Buddha Dhamma juga
mengajarkan sila yang aktif, yang menganjurkan orang untuk berbuat hal
yang baik yaitu Carita Sila. Bukan hanya sekedar tidak melakukan
pembunuhan tetapi kita dianjurkan untuk menolong makhluk yang menderita
lewat Metta (cinta kasih) dan Karuna (belas kasihan). Menolong makhluk
yang akan mati baik karena sakit maupun akan di bunuh. Bukan hanya
sekedar tidak mencuri, tetapi juga harus melakukan dana, menolong para
fakir miskin dan harus mempunyai mata pencaharian.
Tidak melakukan perbuatan asusila
merupakan sila yang pasif tetapi kita mempunyai kewajiban untuk
menghargai kedudukan pria dan wanita serta membangun kehidupan rumah
tangga yang harmonis sebagai sila yang aktif. Tidak cukup hanya tidak
berdusta, tetapi harus bisa bertutur sapa yang sopan, yang jujur. Bisa
memberikan kata kata dan nasihat yang menyejukkan, yang berguna.
Bukan hanya sekedar tidak makan dan
minum yang memabukkan, tetapi juga harus aktif melatih agar pikiran kita
mempunyai kesadaran yang baik. Makan dan minum yang dapat menjaga
kesehatan tubuh dan pikiran.
Bukan hanya sekedar tidak melakukan
kejahatan, tetapi harus aktif melakukan hal yang baik. Puncak dari
ajaran Buddha terletak pada membersihkan hati dan pikiran lewat
meditasi. Hanya sekedar tidak melakukan perbuatan jahat dan melakukan
perbuatan baik tanpa membersihkan hati dan pikiran bukanlah Dhamma
ajaran Buddha. Dhamma ajaran Buddha menitik beratkan pada dasar untuk
membersihkan hati dan pikiran.
Ada dua sifat yang harus dikembangkan
agar kita dapat melaksanakan sila atau mencapai cita-cita yaitu Khanti
(kesabaran) dan Viriya (semangat/usaha). Hanya sabar namun tidak
memiliki semangat itu merupakan kemalasan. Hanya punya semnagat, usaha
yang gigih tanpa kesabaran dapat menimbulka kejahatan. Tidak sabar
menunggu hasil, melakukan jalan pintas demi mencapai tujuan.
Dalam ceramah dhamma ini, Bhante Sri
Pannavaro Mahathera memberikan beberapa contoh bagaimana seseorang
merasa baik karena tidak melanggar pancasila tetapi sesungguhnya yang
dia lakukan adalah bukan perbuatan baik. Malah perbuatannya merugikan
orang lain. Jadi merasa baik tetapi tidak melakukan perbuatan baik.
Seperti apa contohnya? Silakan anda mendengarkan secara lengkap khotbah
Dhamma yang dibawakan oleh Bhante Sri Pannavaro Mahathera dalam acara
Magha Puja di Vihara Pluit Dharmasukha Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar