Sabtu, 16 Mei 2015

DHAMMA UNTUK PERUMAH TANGGA


Submitted by Untung on April 30, 2015 – 12:52 pm2 Comments

Dhamma Untuk Perumah Tangga
Ceramah Dhamma Bhikkhuni Santini ( Ayya Santini ) Vihara Pluit Dharma Sukha April 2015
Sebenarnya tidak ada istilah khusus Dhamma untuk perumah tangga. Buddha Dhamma sebenarnya untuk siapa saja. Cuma dalam ceramah Dhamma ini yang dimaksud Dhamma untuk perumah tangga oleh Ayya Santini adalah Dhamma yang menyentuh kehidupan sehari-hari untuk umat perumah tangga. Bukan teori Dhamma yang berat berat, seperti membahas sutta barangkali maksudnya.
Kita juga tidak bisa mengatakan bahwa meditasi bukanlah untuk perumah tangga. Bagaimanapun juga Buddha Dhamma tanpa meditasi bukanlah Buddha Dhamma. Jadi sekali lagi pengertian Dhamma untuk perumah tangga tidak lah bisa diartikan sempit sebagai Dhamma tanpa meditasi. Sampai saat ini secara pribadi saya sangat merasa miris jika seorang umat Buddha perumah tangga melihat meditasi sebagai sesuatu ajaran hanya untuk anggota Sangha. Menyedihkan.
Ayya Santini membuka ceramahnya dengan mengatakan bahwa kita ke vihara bukanlah untuk tujuan mencari penghiburan. Kita ke Vihara untuk bisa lebih dekat dengan Dhamma. Kita memeriksa apakah kebijaksanaan kita makin bertambah atau malah kebodohan kita bertambah. Apakah sifat kita semakin jelek atau semakin baik setelah ke vihara.
Pada saat seseorang berbuat jahat kepada orang lain sebenarnya pada saat itu justru dia telah berbuat jahat kepada dirinya sendiri. Pada saat itu secara tidak sadar dia sudah tidak menyayangi dirinya sendiri. Bagaimana tidak? karena dengan berbuat jahat dia telah menyiapkan sebuah keburukan yang akan menimpa dirinya kelak.
Seseorang yang menyayangi dirinya adalah seseorang yang mempersiapkan dirinya untuk menerima hal hal yang baik dengan jalan melakukan kebaikan pada saat ini. Sering melakukan kebaikan adalah cara untuk menyayangi diri sendiri.
Mengapa seseorang masih sering berbuat jahat? karena dirinya masih sering memberi makan kepada kotoran batin yang muncul. Seperti yang diceritakan oleh Ayya Santini bahwa dalam diri kita ada serigala hitam dan serigala putih. Serigala mana yang menang adalah serigala yang kita beri makan setiap hari. Jadi jangan mengabaikan perbuatan jahat yang dilakukan walaupun kecil karena akan bisa menjadi kebiasaan yang suatu saat tidak kita rasakan lagi keburukannya karena sudah terbiasa dilakukan.
Dengan berbuat jahat kita memberi makan serigala hitam, dengan  melakukan kebaikan kita memelihara serigala putih. Tetapi manapun yang diberi makan serigala tetaplah serigala. Artinya kita akan tetap dilahirkan berulang ulang dalam alam kehidupan yang buruk dan alam kehidupan yang baik. Jadi itulah sebabnya Buddha Dhamma mengajarkan kita untuk janganlah berbuat jahat, tambahlah kebaikan. Namun tidak cukup hanya sampai disitu karena kita masih memberi makan serigala. Yang lebih penting kita harus sucikan hati pikiran kita, itulah ajaran para Buddha. Silakan anda merenungkan hal ini.
Ayya Santini juga memperingatkan kita bahwa pada saat melakukan kebaikan lakukanlah dengan kebijaksanaan. Sadarkah anda bahwa pada saat kita merasa melakukan kebaikan sebenarnya yang kita lakukan adalah malah keburukan? Pernahkan anda menolong orang namun dengan dasar hati yang tidak suka atau malah ada perasaan benci?


http://www.ceramahdhamma.com/contents/anggota-sangha/bhikkhuni-santini/dhamma-untuk-perumah-tangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar