Submitted by Untung on April 30, 2015 – 12:52 pm2 Comments
Ceramah Dhamma Bhikkhuni Santini ( Ayya Santini ) Vihara Pluit Dharma Sukha April 2015
Sebenarnya tidak ada istilah khusus
Dhamma untuk perumah tangga. Buddha Dhamma sebenarnya untuk siapa saja.
Cuma dalam ceramah Dhamma ini yang dimaksud Dhamma untuk perumah tangga
oleh Ayya Santini adalah Dhamma yang menyentuh kehidupan sehari-hari
untuk umat perumah tangga. Bukan teori Dhamma yang berat berat, seperti
membahas sutta barangkali maksudnya.
Kita juga tidak bisa mengatakan bahwa
meditasi bukanlah untuk perumah tangga. Bagaimanapun juga Buddha Dhamma
tanpa meditasi bukanlah Buddha Dhamma. Jadi sekali lagi pengertian
Dhamma untuk perumah tangga tidak lah bisa diartikan sempit sebagai
Dhamma tanpa meditasi. Sampai saat ini secara pribadi saya sangat merasa
miris jika seorang umat Buddha perumah tangga melihat meditasi sebagai
sesuatu ajaran hanya untuk anggota Sangha. Menyedihkan.
Ayya Santini membuka ceramahnya dengan
mengatakan bahwa kita ke vihara bukanlah untuk tujuan mencari
penghiburan. Kita ke Vihara untuk bisa lebih dekat dengan Dhamma. Kita
memeriksa apakah kebijaksanaan kita makin bertambah atau malah kebodohan
kita bertambah. Apakah sifat kita semakin jelek atau semakin baik
setelah ke vihara.
Pada saat seseorang berbuat jahat kepada
orang lain sebenarnya pada saat itu justru dia telah berbuat jahat
kepada dirinya sendiri. Pada saat itu secara tidak sadar dia sudah tidak
menyayangi dirinya sendiri. Bagaimana tidak? karena dengan berbuat
jahat dia telah menyiapkan sebuah keburukan yang akan menimpa dirinya
kelak.
Seseorang yang menyayangi dirinya adalah
seseorang yang mempersiapkan dirinya untuk menerima hal hal yang baik
dengan jalan melakukan kebaikan pada saat ini. Sering melakukan kebaikan
adalah cara untuk menyayangi diri sendiri.
Mengapa seseorang masih sering berbuat
jahat? karena dirinya masih sering memberi makan kepada kotoran batin
yang muncul. Seperti yang diceritakan oleh Ayya Santini bahwa dalam diri
kita ada serigala hitam dan serigala putih. Serigala mana yang menang
adalah serigala yang kita beri makan setiap hari. Jadi jangan
mengabaikan perbuatan jahat yang dilakukan walaupun kecil karena akan
bisa menjadi kebiasaan yang suatu saat tidak kita rasakan lagi
keburukannya karena sudah terbiasa dilakukan.
Dengan berbuat jahat kita memberi makan
serigala hitam, dengan melakukan kebaikan kita memelihara serigala
putih. Tetapi manapun yang diberi makan serigala tetaplah serigala.
Artinya kita akan tetap dilahirkan berulang ulang dalam alam kehidupan
yang buruk dan alam kehidupan yang baik. Jadi itulah sebabnya Buddha
Dhamma mengajarkan kita untuk janganlah berbuat jahat, tambahlah
kebaikan. Namun tidak cukup hanya sampai disitu karena kita masih
memberi makan serigala. Yang lebih penting kita harus sucikan hati
pikiran kita, itulah ajaran para Buddha. Silakan anda merenungkan hal
ini.
Ayya Santini juga memperingatkan kita
bahwa pada saat melakukan kebaikan lakukanlah dengan kebijaksanaan.
Sadarkah anda bahwa pada saat kita merasa melakukan kebaikan sebenarnya
yang kita lakukan adalah malah keburukan? Pernahkan anda menolong orang
namun dengan dasar hati yang tidak suka atau malah ada perasaan benci?
http://www.ceramahdhamma.com/contents/anggota-sangha/bhikkhuni-santini/dhamma-untuk-perumah-tangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar