Submitted by Untung on November 26, 2012 – 9:19 am4 Comments
Celaan dan Pujian. Ceramah Dhamma oleh: Romo Cunda J Supandi
Celaan dan Pujian merupakan dua dari
delapan kondisi duniawi yang selalu muncul dalam kehidupan kita.
Siapapun dia termasuk Buddha tidak terbebas dari dicela dan dipuji.
Kita harus mempunyai keseimbangan batin
yang tinggi agar dapat menghadapi celaan dan pujian. Celaan tidak
selamanya buruk dan pujian tidak selamanya menghasilkan kebaikan. Walau
begitu tentu saja kita lebih menyukai dipuji dibandingkan dengan dicela.
Hal itu wajar saja.
Kita harus bijaksana dalam menghadapi
kritikan, celaan, pujian maupun sanjungan. Pernah mendengar cerita
tentang bagaimana seorang bapak dengan anaknya mengendarai seekor kuda?
kali ini Romo Cunda J. Supandi juga menceritakan hal yang mirip cerita
tersebut, tentang sepasang suami istri yang menunggang keledai.
Jika kita selalu terombang ambing oleh
kritikan dan celaan orang lain maka kita akan bingung sendiri. Kita
harus cermat dalam menghadapi setiap kritikan dan celaan, direnungkan
secara bijaksana apakah kritikan tersebut jika kita ikuti akan membawa
manfaat? atau celaan tersebut walaupun memang terdengar benar tetapi
tidak membawa manfaat untuk kita.
Karena apapun yang kita lakukan dan
kerjakan pasti akan mengundang celaan dan kritikan maka seyogyanya kita
tidak perlu terlalu memusingkan semua kritikan yang ditujukan dengan
kita.
Jika kita menanggapi semua celaan yang
ditujukan kepada kita maka cerita tentang sepasang suami istri atau
bapak dan anak tersebut akan terjadi juga dengan kita. Kita tidak
mempunyai pegangan.
Berbuat baik di kritik, tidak berbuat
baik apalagi, pasti dicela. Maka sepanjang kita merasa apa yang kita
lakukan bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang banyak, apapun cela
dan kritikan yang diterima, tidak perlu sampai menghentikan perbuatan
itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar