Submitted by Untung on April 3, 2013 – 8:05 am16 Comments
Dimana Bahagia. Ceramah Dhamma oleh Bhante Sri Pannavaro Mahathera
Semua orang ingin bahagia. semua orang
mencari cari dimana bahagia. Apa sebenarnya bahagia itu? Bhante Sri
Pannavaro Mahathera mengatakan kita tidak perlu mencari dimana bahagia.
Kita akan sulit jika mencari dimana
bahagia. Karena kita tidak akan menemukannya. Masih ingat syair lagu
ciptaan alm. Bhante Girirakkhito yang berjudul dimana bahagia?
Dimana Bahagia (lagu cip. Bhante Girirakkhito alm.)
Lama tlah ku mencari berkelana kian kemariDimana gerangan dikau duhai bahagia
Daku bersuka ria berpesiar ke taman sari
Bahagia sekejap mata hanya bagai mimpi
Daku mohon para dewa dewi
Masuk ke candi berjunjung jari
Tetapi hanyalah hampa surga tak dapat dibeli
Sekarang ku mengerti bahagia di dalam hati
Dimana sang nafsu lenyap disana bahagia
Bhante Sri Pannavaro Mahathera
mengatakan bahagia otomatis muncul saat penderitaan berkurang. Jika
penderitaan lenyap maka kebahagiaan tertinggi atau nibbana tercapai.
Tidak perlu mencari dimana bahagia. Bahagia tidak ada di vihara, di
altar Buddha atau tempat lainnya.
Bhante Sri Pannavaro Mahathera dalam
khotbah saat perayaan hari Magha di Vihara Pluit Dharmasukha menjelaskan
selain peristiwa yang terjadi di hari Magha tersebut namun juga
menerangkan secara sederhana bagaimana untuk mengurangi penderitaan.
Semua terkait dengan apa yang di ucapkan oleh Buddha Gautama kepada 1250
orang arahat yang tanpa diundang berkumpul di taman tupai Velluvana
Arama. Apa yang diucapkan oleh Buddha saat itu dikenal sebagai Ovada Pathimokha.
Dalam empat kesunyataan mulia, Buddha
Gautama tidak mengatakan bahagia. Buddha Gautama mengatakan ada
penderitaan, penderitaan itu ada sebabnya, penderitaan dapat dilenyapkan
serta jalan untuk melenyapkan penderitaan. Ajaran Buddha dari dahulu
sampai sekarang hanya satu yaitu penderitaan dan lenyapnya penderitaan,
bukan sekedar mencari dimana bahagia.
Lenyapnya penderitaan tidak sama dengan
bahagia. Lenyapnya penderitaan adalah kebahagiaan tertinggi yang bukan
sekedar bahagia. Penderitaan berkurang maka kebahagiaan muncul.
Lenyapnya penderitaan, bebas dari kotoran batin maka kebahagiaan tertinggi tercapai, Nibbana Paramang Sukhang. Saat penderitaan lenyap maka selesai sudah tugas kita.
http://www.ceramahdhamma.com/contents/anggota-sangha/sri-pannavaro-mahathera/dimana-bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar