Untuk benar-benar
mempraktikan Dharmma
yang paling penting
adalah merenungi
ketidakkekalan. Merenungi
kepastian datangnya
usia tua, sakit dan
kematian sehingga akan
mendorong kita untuk
melakukan perbuatan
baik / bajik disetiap
kesempatan.
Bagi mereka yang tidak
mengerti ingin
menghentikan perubahan
karena mereka
menganggap bahwa
perubahan adalah sumber
penderitaan. Namun
sesungguhnya perubahan
tidak bisa dihentikan
tetapi penderitaan bisa
dihentikan, itulah
kebenaran sejati.
Melawan sakit adalah
kebencian, menggenggam
kenikmatan adalah
keserakahan, tak
menghiraukan keduanya
adalah kebodohan, dan
merasakan dengan
kesadaran
adalah peyembuhan.
Seperti yang dilihat itu
yang dirasakan;
seperti yang dirasakan
itu yang dipikirkan; seperti
yang dipikirkan itu yang
didambakan; & seperti
yang didambakan itu yang
dikerjakan.
Hidup miskin bukan hal
yang memalukan,
yang memalukan adalah
ketika seseorang
berbuat jahat; Menjadi
tua bukan hal yang
menyedihkan, yang
menyedihkan adalah
menyia-nyiakan hidup ini.
Kita mungkin tidak cukup
luhur untuk
mengasihi musuh; tetapi
demi kesehatan &
kebahagiaan kita sendiri,
marilah setdaknya
kita maafkan &
lupakan mereka.
Ada yang percaya bahwa
perkawinan dibuat di
Surga, tetapi jika
perkawinan ditangani
dengan ceroboh
maka seolah-olah
perkawinan itu
dibuat di neraka.
Semua yang dilahirkan
pasti
akan mengalami kematian,
semua yang
berkondisi pasti akan
mengalami perubahan.
Di dunia ini, tidak ada
yang bisa terhindar
dari kelapukan dan
kematian.
Terangnya sinar matahari
menerangi
semua makhluk tanpa
membeda-bedakan;
Luasnya bumi rela
menampung apa saja
tanpa membeda-bedakan;
Demikian juga terangnya
Dharmma akan
menerangi & memberi
kesejukan bagi siapa saja
yang mempratekkannya.
Sesuatu yang indah pada
dasarnya dapat
menyejukan hati nurani.
Tetapi keindahan nurani
tak semua orang mengerti,
karena keindahan
duniawi datangnya sangat
cepat & hilangnya
juga dirasakan sangat
cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar