Oleh: Venerable Phra Ajahn Yantra Amaro
Khotbah ini adalah hari yang istimewa
saat anda semua datang untuk memberikan dana makanan dan persembahan,
serta memohon tuntunan sila bersama.
Dhamma adalah harta yang paling
berharga. Jika misalnya seseorang menggali dan menemukan, serta
memanfaatkannya, orang tersebut akan menjadi kaya dalam sepanjang
hidupnya, kaya dalam kesadaran dan kebijaksanaan serta amat bahagia.
Dhamma
berarti segala sesuatu yang baik, sejuk, damai, sejahtera, dan terang.
Seseorang yang telah memperoleh pengertian tentang Dhamma memiliki hati
yang baik, tenang, damai, bermanfaat, berbudi luhur, dan bijaksana.
Apapun yang ia lakukan, dilakukannya dengan penuh semangat, perhatian,
dan kebijaksanaan, karena batin mereka tenang dan damai, dan pikiran
mereka terang dan jernih. Seseorang yang memiliki Dhamma tidak pernah
merasa kesepian tetapi penuh daya/semangat, pengetahuan, kesadaran, dan
kebahagiaan.
Bagaimana agar kita dapat mencapai
keadaan tersebut di dalam hidup kita? Kita perlu latihan, praktek, dan
mempunyai pendirian yang benar. Jalan yang paling cepat adalah dengan
selalu memancarkan cinta-kasih, melakukan tugas anda dengan baik dalam
apapun yang anda kerjakan, serta mengerjakannya dengan sebaik mungkin.
Dengan cinta-kasih sebagai landasannya, lakukan kewajiban anda terhadap
putra-putri anda, istri-suami anda, orang-orang yang anda cintai dan
hormati, orang lain, dan kepada hewan-hewan.
Dhamma adalah kewajiban/tugas.
Seseorang yang tidak melakukan tugas seorang ayah, ia bukanlah seorang
ayah. Begitu pula, seorang ibu harus melakukan tugas seorang ibu kepada
anak-keturunannya. Jika seseorang mengabaikan tugasnya, ia semata-mata
disebut manusia tetapi bukan manusia yang baik. Anak-anak juga harus
melakukan tugas mereka. Para guru dan murid mempunyai tugas satu
terhadap lainnya. Guru wajib mengajar, membimbing, dan mendorong
murid-murid untuk belajar serta mengikuti petunjuk guru dengan rasa
terima kasih, serta berusaha melakukan yang terbaik terhadap orang tua
mereka, para guru mereka, teman-teman dan kerabat mereka. Seseorang
harus berpikir tentang mereka semua dengan cinta kasih.
Hari ini saya akan memberikan khotbah
Dhamma singkat yang bertema: “Berusahalah sebaik mungkin melakukan tugas
anda”. Setiap hari kita harus memeriksa diri kita sendiri dan apa yang
telah kita lakukan. Tugas-tugas apa yang harus kita lakukan pada hari
ini? Kita harus melakukan dengan sebaik mungkin yang dapat kita lakukan,
dan ingatlah selalu untuk tidak mudah menyerah. Kita harus melakukan
yang terbaik untuk memecahkan setiap problem dan mengatasi setiap
rintangan. Putuskanlah untuk melakukan hal ini setiap hari, serta
mencintai dan bersikap baik kepada semua makhluk, bahkan kepada mereka
yang tidak baik dan tidak menyenangkan, juga bahkan kepada mereka yang
pernah menyakiti kita. Meskipun jika mereka menyakiti kita, kita harus
siap untuk menjadi baik dan cinta kepada mereka. Kita tidak seharusnya
menjadi marah, karena marah merupakan penderitaan.
Jika kita berbaik-hati, tenang, dan
damai, kebajikan kita itu akan membuat kita bahagia. Hal ini juga
memberikan kesempatan kepada orang-orang yang tidak menyenangkan untuk
menjadi baik, orang-orang yang bertemperamen panas menjadi tenang.
Jika kita benar-benar tenang dan
dipenuhi dengan cinta-kasih, maka apabila orang lain marah, kita dapat
tetap tersenyum. Jika kita tak dapat tersenyum, cukuplah untuk diam
saja. Jika orang lain mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan, kita
dapat sebaliknya mengucapkan kata-kata yang menyenangkan. Jika orang
lain mencoba mengambil keuntungan dari kita, kita dapat memberikan apa
yang mereka inginkan. Lihatlah kemudian siapa yang pada akhirnya menang
dan bahagia.
Dunia memerlukan Dhamma, memerlukan
ketenangan, walaupun kita harus siap berkorban untuk memberikan hal
tersebut. Kekerasan selalu dikalahkan oleh kelembutan, karena kelembutan
tersembunyi, terdapat di dalam kekerasan. Perhatikan gusi dan gigi
kita, meskipun gigi tanggal, tetapi gusi tetap di tempatnya. Angin yang
paling lembut pun dapat mengikis gunung, dan dapat menciptakan gelombang
yang pada akhirnya lenyap karena penguapan. Angin tidak memiliki
jasmani/wujud, tetapi ia memiliki energi. Sebuah roda terbuat dari poros
dan jari-jari/ruji. Ruji tidak dapat bergerak jika poros tidak
berputar, dan poros hanya dapat berputar karena di tengah-tengahnya
adalah kosong. Lihatlah pada mulut saya, yang saya pergunakan untuk
berbicara. Ia memiliki gigi, lidah dan sebagainya, tetapi saya dapat
berbicara hanya karena mulut saya juga memiliki rongga kosong. Jika
mulut saya padat, saya tidak akan dapat berbicara. Jadi kekosongan
adalah sangat berguna. Lihatlah pada mangkuk makan saya. Besi yang
dipakai untuk membuat ini memang pasti ada, tetapi adalah ruang kosong
di dalam mangkuk yang membuatnya berguna. Kita dapat menaruh benda-benda
di dalam ruang tersebut. Bergunanya mangkuk tersebut datang dari
kekosongannya.
Jika kita membuat batin kita kosong,
tenang, dan bebas dari kekotoran, dan tidak memikirkan apa-apa kecuali
cinta-kasih, maka batin kita akan menjadi sangat kuat. Batin sedemikian
adalah suci, dan kekuatan suci benar-benar ada di dunia ini. Tetapi
batin yang paling memiliki kekuatan di dunia ini adalah batin yang
terang dan tenang. Jika kita dapat melatih pikiran kita untuk menjadi
baik, maka apapun kemudian akan menjadi baik. Berusahalah untuk melatih
pikiranmu dan berusahalah untuk menjadi penuh cinta-kasih. Katakan
kepada dirimu, “Sejak saat ini saya tidak akan menjadi marah”. Jika
seseorang marah kepada saya, tidak mengapa, saya akan tetap tersenyum
atau kalau tidak, hanya akan diam saja dan mengingat kalimat keramat/
magis itu “Itu memang demikian”. Mereka bersikap seperti itu disebabkan
oleh sifat alamiah mereka. Tidak usah peduli bila seseorang marah, dan
jika tidak mungkin untuk berucap sesuatu, maka pikirlah bahwa itu adalah
alamiah/ wajar, “Hanya kedemikianan”. Bersikaplah yang sama jika
seseorang mengutuk atau menyalahkanmu; ingatkan dirimu bahwa engkau
tidak akan menjadi marah. Anda akan selalu melakukan kebajikan, jika
anda ingin setiap hari hanya melakukan kebajikan. Anda dapat
mengandaikan bahwa anda mesti meraih angka/nilai tertentu untuk dapat
lulus dari ujian, dan kemudian memberi nilai tambah/plus kepada diri
anda sendiri apabila anda melakukan kebajikan, dan nilai kurang/minus
apabila anda melakukan kejahatan. Di akhir hari (malam hari) lihatlah
nilai apa yang telah anda raih. Apakah nilai kebajikan anda mengungguli
nilai kejahatan anda?
Memang benar bahwa tiada seorang pun
yang lahir di dunia ini sempurna dan tidak pernah melakukan suatu
kesalahan, akan tetapi kita masih memiliki kesempatan untuk mengubah dan
memperbaiki diri kita. Jika anda dapat melihat ke dalam diri anda
sendiri, melihat cacat atau kekurangannya, serta berusaha untuk mengubah
dan memperbaikinya, anda akan menjadi mulia dan dipuji oleh orang-orang
bijaksana. Kadang-kadang adalah baik untuk diberitahukan apa yang tidak
baik tentang diri kita, kita tidak perlu marah, tetapi kita harus
membiarkan orang lain mengemukakan sisi buruk atau kekurangan kita.
Apakah anda pikir anda begitu sempurna? Bahkan Sang Buddha sendiri
memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengatakan tentang
dirinya. Sang Buddha juga mengatakan untuk tidak memeriksanya dengan
seksama dan mempraktekkan apa yang Beliau ajarkan hingga seseorang
mencapai hasil-hasil yang seperlunya, sebelum ia mempercayainya.
Jadi janganlah kecewa atau sedih jika
tak seorang pun yang memuji, menghargai, mendukung, atau bahkan mereka
menentang perbuatan baik yang kita lakukan. Jika kita tahu bahwa apa
yang ingin kita lakukan adalah baik dan pantas, lakukanlah itu dengan
penuh keyakinan dan kesabaran, maka tiada kerugian yang akan datang
kepada diri kita atau orang lain. Kita harus memulainya dengan keyakinan
di dalam diri kita.
Kita mengira kita sudah mengerti
Dhamma dan menginginkan dunia (orang-orang lain) mengetahui tentang hal
tersebut, tetapi kemudian kita tidak bahagia ketika kita dikritik. Kita
sangat sensitif terhadap kritikan, itu membuat kita merasa bodoh dan
tidak bahagia. Kadang-kadang kita memiliki niat/maksud yang baik, tetapi
hal itu dapat ternoda jika kita membiarkan telinga kita meladeninya,
misalnya kita goyah oleh kritikan. Batin kita haruslah kuat sepanjang
waktu, harus tidak pernah menyerah, dan harus selalu penuh
perhatian/kesadaran akan saat ini.
Saya percaya bahwa perbuatan baik yang
kita lakukan akan membuat kita bertambah bahagia, seperti sebatang
pohon yang mula-mula berupa sebuah tanaman yang kecil dengan hanya satu
batang saja, sampai tumbuh cabang-cabang, daun-daun, bunga-bunga, dan
buah-buah. Batin yang baik dan tenang akan semakin memberikan
kebahagiaan dan mendapatkan cinta dari setiap orang atau para dewa
kemana pun ia pergi. Adalah kenyataan bahwa kekuatan yang didapatkannya
dari praktek Dhamma adalah nyata, kuat dan lebih bernilai dari pada
apapun juga. Seseorang yang memiliki keyakinan di dalam Dhammanya tidak
perlu melakukan hal spesial lainnya, karena apapun yang ia lakukan akan
memberikan hasil yang memuaskan. Anda tidak perlu melakukan hal-hal
apapun yang rumit, kadang-kadang hanya dengan berpikir baik saja akan
memperoleh hasil yang baik dan hebat. Cobalah lalukan itu. Bila anda
memiliki batin yang baik dan bersih, jalan menuju sukses akan nampak
lancar, dan hal-hal akan berjalan dengan baik. Tetapi jika batin anda
tidak tenang, tentram, dan bersih, hal-hal yang anda harapkan dan
lakukan tidak akan berjalan sesuai yang anda harapkan, meskipun anda
mengharapkannya dengan kuat dan sering. Batin seperti itu adalah batin
yang bingung, lemah, dan tiada berdaya. Maka, berusahalah untuk
melakukan hanya hal-hal yang baik, laksanakan tugas anda dengan sebaik
mungkin yang dapat anda lakukan, selalu dengan cinta kasih dan kesadaran
akan saat sekarang. Apapun yang muncul atau terjadi, anggaplah itu
sebagai hal yang alamiah, sebagai “kedemikianan”.
Pertimbangkanlah ungkapan “tidak
apa-apa”. Kata-kata ini adalah seperti kata keramat untuk meringankan
batin kita, menasehatkan bahwa jika kita tidak ambil peduli, jika kita
tidak menganggap hal-hal dengan serius, kita tidak akan menderita. Namun
sebaliknya, kita harus selalu “peduli”, selalu berpikir, dan melakukan
hal-hal yang baik saja.
Cobalah untuk membaca paritta setiap
hari, pada pagi hari dan malam sebelum tidur. Ambillah nafas panjang
yang dalam dan perhatikan nafas yang masuk dan nafas yang keluar, dan
anda akan menemukan kebahagiaan. Pada saat yang sama, sadarilah akan
perhatianmu. Pada akhirnya batin akan tetap memiliki kesadaran di dalam
tanpa memperhatikan nafas. Anda akan mendapatinya dalam keadaan tanang
dan damai karena batin bagitu terkonsentrasi pada saat itu. Apapun yang
anda lakukan, apakah berbicara, berpikir, atau bertindak, berdiri, duduk
berbaring, atau apa saja, anda akan merasa bahagia dan tidak pernah
kesepian. Mereka mengerti Dhamma tidak pernah marasa kesepian, karena
selalu ada teman baik di dalam hatinya. Pada saat yang sama, hal itu
merupakan sumber dari hidup panjang umur yang berharga, corak yang baik,
kebahagiaan, kekuatan, kebijaksanaan, dan kekayaan. Tiada lagi yang
lebih berharga dari pada Dhamma. Apabila kita mempraktekkannya dengan
rajin dan sungguh-sungguh, kebajikan akan tumbuh dengan semakin besar.
Jika kita berkecil-hati, pikirkanlah
tentang diri Sang Buddha. Sang Buddha, yang pada akhirnya mencapai
kesempurnaan (parami) tertinggi (kesepuluh tingkat dari kesempurnaan
spritual) dengan ketekunan dan kesabaran, sila (sikap laku bermoral),
dan bhavana (meditasi), telah mengalami kelahiran-kembali sebanyak
sekitar 1600 juta kali sebelum Beliau mencapai Pencerahan sebagai
seorang Buddha. Karena itu, kita yang mengikuti jejak-Nya sebagai
seorang Buddhis, harus mempraktekkan hal-hal yang Beliau ajarkan.
Janganlah menyerah, tetapi berusahalah melakukan kebajikan. Majulah
selangkah-demi selangkah hingga anda mencapai tujuan (gol). Tidak peduli
berapa jauh jaraknya, seribu atau sepuluh ribu langkah, lakukan satu
langkah setiap saat, maka akhirnya anda akan tiba juga. Saya sendiri
berjalan dari Thailand Selatan menuju Burma Utara. Tidak akan terasa
jauh jika anda tetap melaksanakan 2 langkah tersebut, kiri dan kanan.
Dengan kesabaran dan keyakinan anda akan berhasil, karena di mana ada
kemauan, di sana pasti ada jalan. Orang yang tekun/ulet tidak pernah
gagal.
Pada khotbah kali ini, saya menekankan
bahwa kita harus berusaha dan melakukan perbuatan baik, dan berusaha
untuk membebaskan diri kita dari penderitaan. Berusahalah untuk
mengetahui dan mengerti tentang penderitaan, sehingga bila ia datang, ia
akan dapat dihadapi. Adalah tidak hanya saya/anda yang menderita, orang
lain pun menderita, bahkan beberapa dari mereka lebih buruk dari pada
saya/anda. Cobalah untuk mengerti bahwa apapun yang muncul, bertahan
untuk waktu yang agak lama atau singkat, kemudian lenyap. Tidak ada satu
pun yang permanen. Suatu waktu, kita tidak memiliki apa-apa, dan apa
yang kita miliki dan menjadi apa kita sekarang ini, adalah datang
belakangan. Tiada satupun yang tetap untuk selamanya. Kita harus
berusaha untuk mengerti hal-hal ini dan merenungkan mereka dengan
perhatian dan cinta-kasih. Ketahuilah kapan untuk melepas. Berusahalah
untuk mencintai orang lain, bahkan kepada mereka yang tidak menyukaimu
sekalipun. Berusahalah untuk mencintai dan memafkan mereka. Cobalah
untuk mengerti tentang dirimu sendiri dan hal-hal baik dari orang lain.
Berusahalah untuk tidak berat sebelah/memihak. Jangan menunggu sampai
orang lain mengerti tentang dirimu sebelum anda mencoba untuk mengerti
tentang mereka. Janganlah merasa cemas dengan berlebihan.
Saya percaya bahwa jika kita mengerti
orang lain, kita dapat belajar untuk mencintai mereka, karena cinta
kasih tumbuh dari (adanya) pengertian. Dalam suatu keluarga yang tanpa
pengertian, cinta takkan bertahan lama. Jadi, cobalah untuk memahami
satu sama lain dan jalanilah hidup yang baik. Tidak peduli apakah orang
lain tidak mencintai atau menghormatimu, cobalah untuk mengerti dan
“maafkan dan lupakan”. Hadiah yang paling penting adalah hadiah berupa
memafkan. Janganlah melekat kepada benda-benda dengan kuat, karena tiada
satu apapun yang kekal. Relakan mereka pergi, dan jadilah orang yang
baik dan penuh cinta kasih.
Kini waktunya untuk berhenti, sehingga saya harus menghentikan khotbah untuk hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar